Banyuwangi (31/07/2025) — Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang sesuai dengan Pembelajaran berbasis Deep Learning dan kurikulum cinta, MTsN 1 Banyuwangi menyelenggarakan kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Deep Learning dan Kurikulum Cinta. Acara yang digelar di Aula Ma’had Nurul Ilmi ini menghadirkan sejumlah pejabat di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi.
Hadir secara langsung untuk membuka kegiatan ini, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Dr. H. Chaironi Hidayat, S.Ag., M.M, didampingi oleh Kasi Pendidikan Madrasah, H. Dimyati, S.Ag., M.Pd.
Dalam sambutannya ,Kankemenag menyampaikan bahwa kegiatan workshop ini jangan hanya sekadar penggugur kewajiban, melainkan harus menghasilkan output nyata dalam peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. “Jangan hanya menjadi kegiatan seremonial. Harus ada transformasi dalam cara guru mengajar dan murid belajar,” tegas beliau.
Hari pertama workshop diisi dengan serangkaian kegiatan padat dan bermakna. Materi pertama membahas implementasi kurikulum cinta dalam pembelajaran yang disampaikan oleh Drs. Edy Suharto, M.Pd, selaku Pengawas Madrasah. Dilanjutkan dengan pemaparan mengenai konsep Deep Learning dan Kurikulum Cinta oleh Dr. M.Musfikon,M.Pd yang menekankan pentingnya pembelajaran yang bermakna.
Kegiatan dilanjutkan dengan materi penyusunan perangkat pembelajaran berbasis deep learning dan kurikulum cinta, serta praktik dan simulasi pembelajaran yang dipandu langsung oleh pemateri Dr. Andiek Widodo, M.M. Para peserta tampak antusias mengikuti sesi praktik sebagai bekal implementasi di kelas.
Workshop hari pertama ditutup dengan presentasi praktik mengajar dari perwakilan masing-masing rumpun mata pelajaran. Kegiatan ini menjadi ajang refleksi dan saling berbagi praktik baik antarpendidik.
Kepala MTsN 1 Banyuwangi, H.Munawar Effendi,S.Pd.,M.Pd.I menyampaikan melalui workshop ini, kami berharap dapat menumbuhkan semangat pembelajaran yang tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga menyentuh aspek afektif dan spiritual siswa. Kurikulum Merdeka yang diwarnai dengan deep learning dan kurikulum cinta diharapkan mampu menciptakan generasi pembelajar yang cerdas dan berkarakter.
Ujar beliau






